OBAT ANTELMENTIK
OLEH
NAMA : MARIA ROSWITA WONA WULA
PEMBIMBING : YULIUS B. KORASA
S.Farm,Apt, M.Si.
Tiabendazol
Tiabendazol adalah suatu turunan benzimidazol sintetik yang
berbeda. tiabendazol merupakan antilmentik berspktrum lebar juga sebagai obat alternative yang efektif terhadap strongilodiasis
yang disebabkan oleh Strongyloidesstercoralis (cacingbenang), cutaneous larva
migrans pada kulit (atau erupsi menjalar) dan trikuriasis tahap awal trikinosis
(disebabkanTrichinellaspinalis)dan juga bisa digunakan pada visceral larva migrains apabila tidak tersedia obat
yang efektif..
Obat juga menganggu agregasi mikrotubular.Meskipun hampir tidak larut dalam air,
obat mudah diabsorbsi pada pemberian per oral.Obat ini dihidroksilasi dalam hati dan dikeluarkan dalam
urine.Tiabendazol juga dipercaya dapat mengatasi skabies dengan menghambat perkembangan parasit dan mengganggu sistem pengantaran saraf namun tidak ada sumber
yang menyantumkan dengan jelas dosis pemakaiannya secara oral..
Obat ini tidak seharusnya digunakan untuk mengobati infeksi-infeksi
pinworm, ascaris, trichuris, atau cacing tambang,
kecuali apabila tidak tersedia obat pilihan yang lebih aman.(katzung, 2004).untuk penggunaaanya sekarang tiabendazol
; ring tiazol, sudah jarang digunakan.
Efek Samping
Efek samping yang sering dijumpai ialah:
pusing, penurunan nafsu makan,
mual dan muntah.
Reaksi alergi
Demam frekuensi yang lebih rendah disertai Diare,
lelah, mengantuk. Oleh karena itu ,
pengobatan dengan tiabendazol dianjurkan tidak melakukan kegiatan yang
memerlukan kewaspadaan mental
kerusakancotak, perianal rashes,
tinnitus,konvulsi
kristaluia yang hilang waktu pengobatan dihentikan
hiperglikemia,
jaudince dan kelainan fungsi hati
Terdapat beberapa laporan tentangvgejala
SSP(mental) hepatotoksik dan kolelitiasis.
Diantara kasus eritema multiforme dancsindrom
Stevens Johnson yang dilaporkan akibat tiabendazol, terdapat beberapa kematian.
(Mycek, 2001)
Toksisitas anoreksia
Kerja antelmentik dan efek-efek farmakologis thiabendazole
Sifat anti peradangan thiabendazole bisa jadi penting menyangkut kemampuannya menyembuhkan gejala-gejala dalam beberapa penyakit parasit,
khususnya dracontiasis.Obat ini juga memiliki efek-efek imunomodulasi yang
menunjukan pada fungsi T- tampaknya thiabendazolevmerupakan agen imunorestoratif yang
menunjukkan imunopotensiasi maksimum pada individu yang tersupresi imunnya.
Thiabendazole juga mempunyai kerja skabisid,
anti jamur ringan, dan antipiretik.Obat ini tampaknya bebas efek-efek karsinogenik dan
mutagenic.Kerja vermisid thiabendazole kemungkinan merupakan hasil pengaruh terhadap agregasi mikrotubulus
yang bekerja melalui penghambatan enzim Sfumaratereductase.
Obat ini mempunyai efek-efekovisid terhadap beberapa parasite. (katzung,2004).
Dosis
Dosis standar 25mg/kg (maksimum 1.5
g) dua kali sehari(2-5 hari) harus diberikan sesudah makan . jika digunakan formulasi
tablet, maka harus dikunyah baik-baik.(katzung,2004).bila masih di
temukan adanya lesiaktif, selang 2 hari kemudian dapat diberikan lagi satu rangkai pengobatan. hasil
yang baik juga diperoleh lewat pemberian topical salep tiabendazol 15% selama 5
hari.
Dewasa
Topikal berupa supensi 10-15%
(kadang dicampur dengan krim kortikosteroid) secara oklusi, 2 kali sehari, selama
minimal 1 minggu -oral 25-50 mg/kgBB/hari,tiap 12 jam, selama 2-5 hari.
Anak-anak
Dengan dosis 25-50
mg/kgBB/harisetiap 12 jam.Tidak lebih dari 3
gr/hari Tiabendazol lebih toksik dari pada benzimidazol lainnya dan ivermectin sehingga lebih dipilih agen
yang lain.
Untuk trikinosis dosis yang
dianjurkan 2x25mg/kgBBselama 2-4 hari.
Untuk visceral larva migrains dosis yang
dianjurkan 2 x25 mg/kgBB selama 7
hari.
Untuk kapilariasis instetinal didapat hasil baik dengan dosis
2 x 12mg/kgBBselama 30 hari.
Untuk strongyloidiasis : 2 x 25
mg/kgBB selama 2 hari
Farmakokinetik :
Obat ini sedikit larut dalam air,
sehingga absorbsinya mudah dipengaruhi thiabendazole absorsinya lebih cepat ,kadar puncak
plasma 1 jam, dan di ekresikan dalam waktu 24 jam.Absorbsinya lewat usus, 90%
obat diekskresi bersama urine dalam bentuk hidroksi (5-hydroxythiabendazole)
dan tergonjugasi sebagai glukoronida atau sulfat dalam waktu 24 jam.
Indikasi
kutaneus larva migran
trichinosis
infeksi S. sterkoralis (
saat ini digunakanivermektin).
Terapi : - tiabendazol oral 50
mg/kgBB,2x1 hari selama 2 hari.
- tiabendazol topical. - CO2 snow, penekanan 45 detik- 1 menit selama 2 hari berturut-turut.
- chloretil ,penyemprotan sepanjang lesi ½ - 2 menit.
Kontraindikasi
Obat-obat ini akan menimbulkan kontraindikasi jika diberikan kepada pasien:
Memiliki Reaksi alergi
Wanita hamil.
Anak-anak dengan berat kurang dari 15
kg,
Hipersensitivitas pada gangguan fungsi hati dan ginjal.
Interaksiobat
Glukokortikoid dan prazikuantel dapat meningkatkan kadarnya didalam plasma.
Hati-hatilah bila diberikan bersama-sama penghambat sitokrom p-450 hepatik.
Sediaan obat Tiabendazol
Tiabendazole tersedia dalam bentuk topikal,
(kutaneus larva migraine), tablet 500 mg dan sirop 100mg/ml
Mekanisme Kerja :
Mengganggu agregasi mikrotubular parasite meskipun obat ini
hampir tidak larut dalam air, obat ini mudah diabsorbsi pada pemberian oral.Obat dihidroksilasi dalam hati dikeluarkan melalui urin. Kerjanya menghambat enzim fumarat reduktase cacing dan enzim Asetilkolinesterase cacing sehingga cacing mati.
Penggunaan tiabendazol untuk CLM
Agentopical :
thiabendazole :aplikasi topical
10-15% tiabendazole ointment pada area yang terkena cukup efektif. Pada penelitian pada
53 pasien dari Canada, 15% thiabendazol krim di aplikasikan pada area yang terkena
2-3 x sehari selam 5 hari, hanya satu yang tidak berhasil sembuh lengkap.
Pada kebanyakan pasien gatal terasa berkurang, dan tidak terjadi migrasi dalam 48 jam
terapi.
Pada penelitian yang lebih besar (98
pasienjerman), salep thiabendazole efektif dalam waktu 10 hari pada 96 kasus sedangkan 2 kasus lain sukses dalam 2
minggu.
(infeksicacingkulit CLM)
Systemic agent :
Thiabendazole 50mg/kgBB per oral
per hari dalam 2 dosis (maksimum 3g /hari) selam 2-5 hari ,
juga efektif ketika diaplikasikan secara topical dalam oklusi.
Thiabendazole kurang efektif ketika diberikan dalam dosis tunggal.Dari penelitian,
hanya 68% dari 28 pasien pada penelitian yang sembuh setelah diberikan dosis tunggal. Tingkat kesembuhan meningkat menjadi 77%
ketika diberikan selama 2 hari, 87% setelah diberikan selama 3-4 haridan 89
setelah selama 4 minggu. Thiabendazole kurang dapat ditoleransi dibandingkan alendazole maupun ivermectine.
Daftarpustaka
Tjay, Tan Hoan, Rahardja, Kirana,
2002, Obat – ObatPenting, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta
AntelmintikOleh dr. AgungBiworo,
M.Kes
Aisah S. Creeping Eruption. Dalam:
Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, editor. IlmuPenyakitKulitdanKelamin. Edisike-6.
Jakarta: BalaiPenerbit FKUI; 2010. hlm. 125-6.
Caumes E. It's Time to Distinguish
TheSign "Creeping Eruption" from TheSyndrome "Cutaneous Larva
Migrans".Dermatology. 2006; 213(3):179-181.
Peris,M. Pruritic, serpiginous
eruption in a returning traveller. CMAJ 2008;179:51-52.diunduh dari:
http//:www.cmaj.ca/cgi/content/full/179/1/51
Tidak ada komentar:
Posting Komentar